
Di tengah maraknya penggunaan media sosial, fenomena “flexing”—yakni tindakan memamerkan kekayaan, pencapaian, atau gaya hidup mewah—semakin sering terlihat. Tak jarang, pengguna media sosial membagikan foto liburan mewah, barang branded, atau keberhasilan pribadi secara terang-terangan.
Namun, apakah flexing selalu identik dengan pamer harta dan kesombongan? Ternyata tidak.
Menurut para psikolog, ada berbagai tujuan psikologis dan sosial yang melatarbelakangi perilaku flexing, yang sering kali lebih dalam dari sekadar ingin dipuji atau terlihat kaya.
1. Mencari Validasi dan Pengakuan Sosial
Psikolog menjelaskan bahwa banyak orang melakukan flexing sebagai upaya untuk mendapatkan pengakuan dari lingkungan sosialnya. Dalam dunia digital yang serba cepat dan kompetitif, validasi berupa likes, komentar positif, dan jumlah followers bisa menjadi tolok ukur penerimaan diri.
“Media sosial menjadi ruang di mana banyak orang merasa perlu menunjukkan versi terbaik dari diri mereka agar dianggap berhasil,” ujar seorang psikolog sosial.
Hal ini terutama terjadi pada individu yang memiliki harga diri rendah atau mengalami tekanan untuk terlihat “berhasil” di mata orang lain.
2. Kompensasi atas Ketidakpuasan Hidup
Tidak semua orang yang flexing benar-benar bahagia. Menurut psikologi, perilaku pamer bisa menjadi bentuk kompensasi dari rasa kekurangan, iri, atau tekanan emosional yang tidak tersalurkan dengan sehat.
Dengan memamerkan sesuatu yang dimilikinya—baik materi, hubungan, atau pencapaian—seseorang bisa merasa lebih “bernilai” atau “lebih unggul” dibandingkan orang lain.
3. Membangun Citra dan Personal Branding
Dalam beberapa kasus, flexing bukanlah tindakan impulsif, melainkan bagian dari strategi citra diri yang dirancang dengan sengaja. Terutama bagi influencer, pebisnis, atau public figure, menunjukkan gaya hidup tertentu di media sosial bisa menjadi alat pemasaran.
Misalnya, seseorang yang menjual produk keuangan akan cenderung memamerkan kemewahan untuk menarik audiens yang menginginkan gaya hidup serupa.
4. Dorongan Budaya dan Lingkungan
Fenomena flexing juga dipengaruhi oleh budaya media sosial itu sendiri. Dalam lingkungan digital yang serba visual, ada dorongan kuat untuk tampil sebaik mungkin. Budaya FOMO (Fear of Missing Out) juga berkontribusi pada tekanan untuk ikut tampil “wah” agar tidak merasa tertinggal dari orang lain.
5. Ekspresi Diri dan Kebanggaan
Flexing tidak selalu bermakna negatif. Dalam beberapa situasi, seseorang membagikan pencapaian atau momen spesial karena merasa bangga dan ingin berbagi kebahagiaan dengan orang lain.
Contohnya, unggahan tentang kelulusan, pernikahan, pembukaan usaha baru, atau keberhasilan mencapai tujuan tertentu—bisa menjadi bentuk ekspresi diri yang sehat, selama tidak berlebihan atau menjatuhkan orang lain.
Kesimpulan: Flexing Tidak Selalu tentang Pamer
Melihat seseorang flexing di media sosial memang bisa menimbulkan berbagai persepsi. Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua flexing bertujuan pamer atau sombong. Ada alasan psikologis dan sosial yang mendasarinya, mulai dari kebutuhan untuk diterima, hingga strategi personal branding.
Yang terpenting, kita sebagai pengguna media sosial perlu bijak dalam menyikapi unggahan orang lain dan tidak terjebak dalam perbandingan sosial yang bisa merusak kesehatan mental.
Untuk Pemasangan Billboard, Hubungi kami di :
WhatsApp / Office : +62813 1076 1888
Address : Perkantoran Grand Sudirman Blok D-18 Jl. Setia Maharaja, Pekanbaru 28282 , Riau – Indonesia
Email : [email protected]
Web : www.swastikaadvertising.com
Falcon Advertising, Swastika Advertising, Advertising, advertising agency, advertising pekanbaru, advertising riau, agency iklan pekanbaru, agency iklan riau, baliho pekanbaru, baliho riau, Billboard, billboard indo, billboard indonesia, Billboard Pekanbaru, billboard Riau, billboard terjangkau, dooh, lokasi baliho pekanbaru, lokasi baliho riau, lokasi billboard pekanbaru, lokasi billboard riau, marketing, media, ooh, out of home advertising, periklanan, reklame, sewa baliho pekanbaru, sewa baliho riau, sewa billboard pekanbaru, sewa billboard riau, sewa iklan pekanbaru, sewa iklan riau, sewa iklan, sewa reklame pekanbaru, sewa reklame riau, sewa billboard, spanduk, mini billboard, car billboard, spanduk