Top Choice for Your Business

Klik untuk hubungi kami >> Contact Us

TAHUKAH ANDA : INILAH DAMPAK PENGGUNAAN DETERGEN BAGI DUNIA

Kita kini menjadi cenderung lebih banyak mandi dan keramas alias mencuci badan, lagi-lagi dengan sabun dan sampo. Mencuci pakaian dengan detergen pun makin sering dilakukan karena makin sering berganti pakaian bersih demi mencegah virus tersebut melekat lama dan berpotensi masuk ke tubuh kita.

”Masyarakat, terutama di perkotaan, memiliki akses informasi dan tingkat ekonomi yang lebih baik dari perdesaan. Mereka berupaya mematuhi anjuran Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia. Mereka paham soal hidup higienis, jadi ada peningkatan pola hidup bersih, seperti mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, banyak juga mencuci baju dan perabotan dengan detergen,” kata Etty Riani, profesor yang juga dosen Manajemen Sumber Daya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, Rabu (26/6/2020), dalam seminar daring ”Kota Sehat yang Tangguh dan Berkelanjutan dalam Tatanan Kehidupan Baru” yang diselenggarakan Universitas Terbuka.

Permintaan tinggi akan cairan pelenyap virus itu memicu orang untuk mencoba-coba membuat produk serupa dalam skala kecil atau rumah tangga. Tak ketinggalan perusahaan besar ikut menambah lini produknya dengan produk baru cairan pembersih tangan, masker, sampai sabun cuci tangan secara massal.

Baca Juga  Beneran Nih, Depok Mau Punya Monorel?

Secara historis, kebutuhan akan bahan pembunuh virus dan bakteri ada sejak lama. Sebelum pandemi Covid-19, menurut Etty, penyakit akibat gaya hidup kurang higienis sudah banyak menjangkiti sekaligus memakan korban jiwa. Diare, misalnya, sejak lebih dari seabad silam sudah dilaporkan ada dan sampai sekarang tetap menghantui.

Hingga tahun 2020, belum semua target STBM terpenuhi. Diare, muntaber, dan penyakit lain masih ada. Namun, Indonesia dipaksa berhadapan dengan momok wabah lain, yaitu Covid-19.

Etty menyebut penyakit ini virulen alias ganas, penyebaran dan penularannya lebih cepat serta tingkat kematiannya cukup membuat seluruh dunia kacau balau. Di tengah masih banyak orang yang abai disiplin menerapkan protokol pencegahan Covid-19, sebagian lagi khawatir melihat kondisi ini dan memilih semakin tertib hidup higienis dengan harapan dapat selamat dari serangan virus korona jenis baru.

Akibatnya, ada peningkatan konsumsi rumah tangga, termasuk belanja produk pembersih untuk tubuh dan perabotan, seperti terekam dalam Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Edisi 121 Juni 2020 Badan Pusat Statistik (BPS). BPS menyebutkan struktur perekonomian Indonesia dari sisi pengeluaran pada triwulan I-2020 didominasi Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dengan kontribusi sebesar 58,14 persen. Sisanya dari Pembentukan Modal Tetap Bruto serta Ekspor Barang dan Jasa.

Baca Juga  4 Jenis Pekerjaan Terbaik untuk Anda yang Super Sensitif

Ada peningkatan konsumsi rumah tangga, termasuk belanja produk pembersih untuk tubuh dan perabotan, seperti terekam dalam Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi Edisi 121 Juni 2020 Badan Pusat Statistik.

Berdasarkan kelompok pengeluarannya, laporan BPS itu memaparkan bahwa pada bulan Mei 2020 ada sembilan kelompok yang mengalami kenaikan indeks harga. Kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga masuk peringkat ketiga dalam kenaikan indeks harga, yaitu 0,20 persen.

Di atasnya ada kelompok Pakaian dan Alas Kaki (0,70 persen) serta Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya (0,33 persen).

Di bawah ketiga tertinggi itu ada kelompok Kesehatan (0,11 persen); Rekreasi, Olahraga, dan Budaya (0,09 persen); Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran (0,09 persen); Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga (0,08 persen); Transportasi (0,07 persen); serta Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan (0,02 persen).

WhatsApp chat