Langkah-langkah yang diambil oleh Mesir untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) telah mempengaruhi persiapan Ramadhan tahun ini.
Pemerintah telah memberlakukan jam malam mulai pukul 19.00 malam hingga 06.00 pagi. Semua toko, restoran, kafetaria, kafe, mal tutup mulai pukul 17.00. Selain itu penutupan total dilakukan pada hari Kamis dan Jumat guna mencegah penyebaran virus corona.
Jumat lalu, Departemen Kesehatan mengatakan jumlah kasus positif corona di Mesir mencapai 985 dan jumlah total kematian adalah 66 orang.
Seperti dilansir dari Arab News, Senin, (6/4/2020), physical distancing telah mempengaruhi aliran perdagangan di Pasar Taht Al-Raba, Kairo, yang biasanya menarik banyak orang selama dan sebelum Ramadhan.
Di sana banyak penjual lentera Ramadhan yang indah yang cocok untuk mendekorasi rumah selama bulan suci Ramadhan. Namun kini penjualan lentera Ramadhan sangatlah sepi.
Biasanya muslim beramai-ramai membeli lenteran Ramadhan guna menghias rumah mereka agar lebih indah dan berwarna. Kini mereka takut keluar rumah.
“Hampir tidak ada penjualan. Orang-orang takut datang ke sini. Mereka takut tak sengaja bersentuhan dengan penjual. Mereka juga takut menyentuh lentera, mereka takut di lentera ada virus corona,” ujar penjual lentera, Sayed Al-Kilani di Taht Al-Raba sedih.
“Kami terutama pedagang lentera, biasanya sibuk menjual lentera sekitar 45 hari sebelum Ramadhan dan berakhir pada akhir bulan Ramadhan. Namun virus corona telah mengubah situasi saat ini. Dulu kami sibuk menjual lentera, sekarang sulit mendapat pembeli,” keluh Sayed.
Para penjual lentera mematuhi aturan pemerintah. Mereka menutup toko pada pukul 17.00. Setiap Kamis dan Jumat toko juga tutup.
Meskipun penjualan lentera hampir berhenti total, Sayed dan penjual lentera lainnya tetap membuka toko lentera dan memamerkan barang-barang mereka.
Para penjual lentera masih berharap ada orang yang sudi mampi dan membeli lentera Ramadhan di tengah wabah corona sebab mereka butuh makan.
“Apa yang bisa kita lakukan? Saya harap kita bisa kembali ke kehidupan normal kita. Kami mematuhi keputusan pemerintah, dan tidak ada seorang pun di pasar yang melanggarnya. Kami berharap masalah corona ini segera berakhir,” tambah Sayed.
Seorang mahasiswa Universitas Hala Galal berdiri di depan penjual lentera, membalik-balik barang sambil mengenakan sarung tangan.
“Saya mau membeli lentera untuk adik-adik saya, serta hiasan kain linen Ramadhan dengan gambar kartun yang mencerminkan semangat Ramadhan seperti Fatuta, Bouji, Tamtam,” katanya.
Dia tinggal di dekat lingkungan Taht Al-Raba dan mengatakan keputusannya untuk membeli lentera tidaklah mudah, terutama di tengah wabah corona.
“Saya biasa membeli dekorasi Ramadhan seperti lentera Ramadhan dari daerah ini karena ini adalah pasar utama. Pandemi corona telah membuat keluarga saya takut meninggalkan rumah terutama setelah diberlakukannya jam malam,” ujarnya.
Namun ia harus melakukannya karena ini adalah kunjungan tahunannya. Ramadhan tanpa lentera dan dekorasi tidaklah sama.
“Harga lentera sama dengan harga tahun lalu akibat resesi pasar karena wabah corona. Penjual ingin orang tetap membeli lentera makanya harganya tak naik,” tambahnya.