Kentang merupakan bahan makanan yang tidak asing lagi bagi mereka yang sedang melakukan diet. Padahal, kentang adalah bahan makanan nomor 4 yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Cara memasak kentang ada bermacam-macam, mulai dari membuat sambal goreng hingga menjadi menu utama dalam diet.
Tahukah Anda bahwa cara terbaik memasak kentang untuk diet Anda tidak lain adalah dengan memanggang? Ya, menurut ahli diet Holly Klamer, RD menyiapkan kentang paling sehat dalam bentuknya yang paling murni dan dipanggang bersama kulitnya.
Proses memanggang kentang adalah satu-satunya cara untuk meminimalkan hilangnya nutrisi. Dilansir dari Calorie Secrets, Rabu 31 Maret, dibanding kentang goreng lebih baik disangrai. Cara kedua mengolah kentang untuk diet dan tidak mengurangi nutrisi yang dikandungnya adalah dengan cara direbus.
Cara merebusnya masih sama dengan kentang yang dibakar, yaitu direbus bersama kulitnya atau tanpa dikupas.
Nah, anjuran lebih lanjut, hindari merebus kentang bersama sayuran lainnya. Karena bila direbus bersama sayuran lain, vitamin B dan vitamin C pada kentang akan hilang dalam air rebusan.
Saat merebusnya, usahakan gunakan waktu sesedikit mungkin agar nutrisinya tidak hilang. Hindari juga memasak kentang dengan api besar. Jika sudah empuk, segera angkat kentang agar tidak terlalu lembek.
Sebagai informasi penting, kentang mengandung karbohidrat yang tinggi. Artinya, kentang mengandung indeks glikemik tinggi dan tidak disarankan untuk makan terlalu banyak kentang untuk penderita diabetes tipe 2. Kini, kentang dengan indeks glikemik tertinggi jika diolah menjadi kentang mess atau kentang tumbuk.
Untuk mengenali peningkatan indeks glikemik pada kentang, biasanya semakin banyak diolah, semakin tinggi indeks glikemiknya. Misalnya, kentang tumbuk akan memiliki indeks glikemik lebih tinggi daripada kentang panggang.
Yang jarang disadari adalah manfaat kulit kentang. Kulit kentang mengandung serat yang tinggi dan dapat membantu menurunkan nilai glikemik di dalamnya. Selain itu, pertimbangkan juga porsi makan agar beban glikemik dalam tubuh tetap stabil.
Ukuran porsi memang penting, namun sejauh ini belum terbukti bahwa mengonsumsi kentang dapat meningkatkan penambahan berat badan. Sebuah studi tahun 2014 menemukan bahwa 90 orang yang dibagi menjadi tiga kelompok diet diminta makan kentang selama 12 minggu.
Hasilnya, semua partisipan diet tidak mengalami kenaikan berat badan melainkan penurunan berat badan dan perubahan komposisi tubuh. Artinya kentang tidak merusak program diet jika dijadikan menu sehari-hari.
Nah, untuk mengatasi kebosanan mengonsumsi kentang setiap hari, Anda bisa membuat variasi dengan ubi, baik yang berwarna oranye maupun ungu.