Baku hantam adalah budaya kita
Apalagi bagi anak stm sudah mendarah daging
Masih ingat kasus George Floyd, dari beberapa orang polisi yang menjadi tersangka ada yang keturunan dari Asia. Jangan disangka Amerika itu demokratis, tepa selira, gotong royong, saling menghormati diantara masyarakat yang berbeda suku, ras dan agama.
Mereka bisa dibilang diskriminasinya paling tinggi, setelah civil war Amerika yang terjadi pada tahun 1861 hingga 1865 maka Amerika mulai berubah, namun dibagian selatan Amerika tetap tak suka dengan apa yang dicanangkan oleh Abraham Lincoln tentang penghapusan perbudakan.
Maka jangan heran hingga hari ini kasus rasis masih ada saja yang terjadi, tapi dampaknya ternyata sangat luar biasa imigran di AS terkena imbasnya.
Di tweeter sedang ramai berita tentang hal rasis yang diduga menimpa pada seorang mahasiswa Indonesia di San Diego, video baku hantam yang tweet oleh akun @henrysubiakto membuat masyarakat tak bisa berkata.
Jelas terlihat sosok bule dengan baju abu-abu khas anak Allay meneriaki salah seorang pemuda yang sedang santai di pinggir jalan, entah apa masalahnya bule itu terus ngegas macam petarung MMA yang sakit hati dengan lawannya.
Awalnya tak digubris tapi sang bule makin senewen, hingga terus saja merepet macam emak-emak dengan banyak gaya, pukulan dan tendangan sebagai trik untuk membuat takut lawan akhirnya tak dapat dielakkan.
Mahasiswa yang terpojok itu mau tak mau melayani apa yang di inginkan sang bule, hingga terjadi baku hantam, jab, hook, uppercut pun dilancarkan jelas ini adalah gaya boxing dari cara mereka berdua bertarung lebih menggunakan pukulan.
Namun sepertinya si bule salah lawan, mahasiswa ini punya pukulan yang mematikan entah hasil latihan tawuran waktu sekolah STM apa bukan, tapi jiwa fighternya terlihat pukulannya berkali-kali masuk hingga di pukulan terakhir wajah si bule kena hantam dengan tepat.
Akhirnya si bulepun tersungkur di jalan raya, lalu mahasiswa yang diduga dari Indonesia itu pun membantu lawannya bangkit. Sebuah pesan moral yang sangat tinggi, jangan pernah merasa jumawa, jangan pernah memandang rendah dan juga jangan meremehkan orang lain.