Top Choice for Your Business

Klik untuk hubungi kami >> Contact Us

Ingin Mengunjungi Candi Borobudur, Ini Syarat Baru Yang Diterapkan Sekarang

Candi Borobudur adalah salah satu tempat wisata yang wajib kamu kunjungi ketika bertandang ke Yogyakarta atau Magelang.

Candi yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini memiliki luas 15.129 meter persegi, tinggi 42 meter, dan terdiri dari 10 tingkat. Selain itu, candi ini juga memiliki sekitar 2.672 panel relief dan 504 arca Budha.

Borobudur dibangun para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan dinasti Sailendra. Waktu pembangunannya tidak terlalu pasti. Ada yang meyakini candi ini dibangun sekitar tahun 760 hingga 830 Masehi, 770 hingga 825 Masehi, 780 hingga 840 Masehi, dan sebagainya.

Sejak bulan Maret 2020, Borobudur terpakasa ditutup sementara karena adanya pandemi COVID-19. Penutupan sementara ini dibarengi dengan langkah preventif  berkala seperti penyemprotan disinfektan di seluruh kawasan candi serta tetap menjaga kebersihan lingkungan kerja.

Lalu setelah tiga bulan, Borobudur kembali dibuka pada tanggal 25 Juni dengan syarat-syarat baru agar dapat mencegah penularan COVID-19. Apa saja syaratnya? Yuk simak informasi berikut ini!

Syarat Baru Mengunjungi Candi Borobudur
Untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19, kawasan Borobudur yang dibuka untuk umum hanyalah kawasan Zona I. Pembukaan kawasan wisata ini dilakukan setelah Balai Konservasi Borobudur (BKB) mendapatka izin dari Bupati Magelang sebagai Ketua Gugus Tugas Penangan COVID-19 Kabupaten Magelang.

Baca Juga  Ketahui Destinasi Liburan Yang Sesuai Dengan Zodiakmu!

Izin tersebut tertera dalam surat Bupati Magelang tertanggal 1 Juli 2020 nomor 100/220/01.01/2020 tentang Izin Penyelenggaraan Kegiatan/Usaha. Izin ini harus dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang dikeluarkan oleh Bupati Magelang dan juga SKB Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Maka dari itu, PT Taman Wisata Candi (TWC) selaku pengelola wisata Candi Borobudur juga memberlakukan protokol kesehatan umum bagi pengunjung. Dalam hal ini, pengunjung diwajibkan untuk menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak satu meter dengan orang lain.

Aturan lainnya yang harus dipatuhi adalah larangan membawa makanan dan minuman dari luar serta mengikuti pengecekan suhu oleh petugas sebelum memasuki kawasan Taman Wisata Candi Borobudur. Pengelola juga memastikan kebersihan lokasi dengan rutin melakukan pembersihan dan penyemprotan disinfektan.

Penerapan protokol kesehatan tersebut sudah terlebih dulu diuji lewat simulasi penerapan protokol kesehatan. Aturan sudah dimulai sejak dari pintu gerbang sampai di depan tangga pertama bangunan Candi Borobudur.

Di pintu gerbang area parkir, penyemprotan disinfektan sudah mulai dilakukan pada semua mobil yang masuk. Setelahnya, pengunjung yang turun di area drop off akan dikondisikan untuk antre pada kotak berjarak yang sudah disiapkan untuk mencuci tangan secara bergantian di wastafel yang telah disiapkan.

Baca Juga  TAHUKAH ANDA : LIMA MANFAAT MENJADI VEGETARIAN

Sebelum memasuki loket penjualan tiket, mereka juga akan memasuki bilik disinfektan yang menyemprotkan air sabun. Jika tidak ingin mengatre di loket, TWC juga sudah menyiapkan loket elektronik bagi pengunjung.

Lalu, yang terakhir adalah proses pemeriksaan suhu tubuh yang dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan barang-barang bawaan. Jika ada pengunjung dengan suhu mencapai 37,8 derajat Celsius, maka pengunjung tersebut akan akan diminta untuk kembali.

Social Distancing
Karena perlunya social distancing atau jarak sosial, jumlah pengunjung per harinya hanya dibatasi 140 orang per jamnya. Selain itu, pengunjung belum diperbolehkan naik ke Candi Borobudur. Karena itu, para pengunjung hanya bisa menikmati keindahan candi Buddha tersebut dari area halaman.

Menurut Kepala BKB Tri Hartono, larangan tersebut diberlakukan karena lorong-lorong di sana terbilang sempit sehingga akan menyulitkan penerapan protokol jarak sosial. Pengunjung yang akan naik ke Zona I dibagi ke dalam kelompok denga jumlah maksimal 20 orang dan harus dipandu oleh seorang pemandu dengan tarif Rp 100.000,00 per kelompok.

Baca Juga  Tahukah kamu alasan kamar mandi hotel selalu terletak di dekat pintu masuk?

Pemandu tersebut bertugas untuk menjelaskan tentang Candi Borobudur ini meskipun mereka hanya bisa berkunjung ke halamannya saja. Setidaknya, penjelasan tersebut dapat menggambarkan situasi sebenarnya dari atau cerita relief Candi Borobudur. Ketentuan ini juga dilakukan agar tidak ada penumpukan wisatawan.

Dalam waktu satu jam, sebagian dari 140 orang tersebut diarahkan ke utara sementara setengahnya lagi ke selatan. Namun, jika kunjungan tidak sampai satu jam, maka jumlah wisatawan dapat bertambah. Hal ini tentu tetap disesuaikan dengan kapasitas halaman Zona I. Agar protokol jarak sosial lebih maksimal, TWC juga telah menyediakan tempat duduk untuk wisatawan yag tengah menunggu giliran naik ke Zona I.

WhatsApp chat