Pandemi Virus Corona atau COVID-19 dinilai bakal mengubah prioritas konsumen dalam memilih hunian yang tinggalnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi migrasi warga dunia ke negara yang dinilai memiliki sistem kesehatan lebih baik dibanding negara asal.
Direktur Penjualan Crown Group Prisca Edwards menilai, dicabutnya pembatasan sosial setelah hampir enam minggu dengan pedoman kesehatan yang ketat di negara bagian Australia, New South Weles (NSW), menandakan sistem kesehatan di negara iti berjalan dengan baik. Hal itu lah yang menjadi daya tarik berkembangnya sektor properti di negara itu.
“Saya pikir pandemi COVID-19 akan mendorong gelombang migrasi kuat berikutnya karena semakin banyak orang di luar negeri yang mungkin khawatir tentang sistem kesehatan di negara mereka,” ujar Prisca dikutip dari keterangannya, Senin 11 Mei 2020.
Dia menjelaskan, optimisme berkembangnya bisnis properti di negara itu pun semakin kuat setelah larangan bagi warga yang ingin melakukan inspeksi open house diperlonggar. Kebijakan itu bagian dari langkah-langkah pemerintah untuk mendorong ekonomi NSW.
“Orang-orang mencari kepastian dan keamanan di properti saat ini lebih dari sebelumnya dan mereka yang memiliki modal, sangat siap untuk membayarnya,” tambahnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, penjualan properti Crown pun tercatat stabil selama pandemi Corona ini. Dengan rata-rata penjualan lebih dari Rp200 miliar dalam sebulan untuk Februari, Maret dan April, dengan total Rp630 miliar selama periode itu.
Dia pun meyakini, dibukanya kembali unit display Crown di Waterfall dan Mastery minggu ini, bakal mendorong tertahan permintaan properti di Sydney dalam waktu dekat. Sebab, konsumen bisa lebih fleksibel menentukan properti yang akan dibelinya.
Selain itu, permintaan secara online dan lalu lintas situs jaringan online Crown juga terus meningkat selama tiga bulan terakhir. Skema pemasaran melalui video inspeksi 360 derajat pada unit properti yang dijual pun terbukti sangat membantu konsumen dalam menentukan pilihan.
“Kami berharap tren ini tetap berlanjut meskipun unit display kami telah dibuka Kembali,” ungkapnya.
Berita positif dari Tiongkok, di mana situasinya sudah berangsur stabil pun dinilai jadi potensi besar bagi sektor properti di Australia. Mengingat, dolar Australia yang lebih rendah dibandingkan dollar Amerika Serikat tidak menutup kemungkinan mereka mengincar properti di Negara Kangguru ini.
“(Warga China) mencari tempat yang lebih aman untuk hidup, terutama mengingat rendahnya jumlah kasus COVID di Australia dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya,” tutup Prisca.