Top Choice for Your Business

Klik untuk hubungi kami >> Contact Us

Belajar Filosofi Dari Sayuran

Belajar Filosofi Dari Sayuran

Pernahkah kalian terpikirkan soal belajar atau pendidikan? Ya jelas yang ada benak kalian pastilah soal bangku sekolah. Banyak orang sibuk mengejar pendidikan tertinggi sampai luar negeri pun dikejarnya. Namun, tidak semua orang mengerti bahwa pelajaran paling berharga adalah belajar dari kehidupan.

Belajar tidak harus selalu berhubungan dengan materi atau mata pelajaran. Kita bisa belajar dari siapapun, mau anak kecil sekalipun kalau kita bisa mengkaji kehidupan. Itu juga banyak loh pelajarannya .

1.Belajar Dari Kacang Panjang

Belajar Filosofi Dari Sayuran

Siapa yang nggak familiar sama bahan makanan satu ini, selain bisa dibuat untuk campuran sayur dan tumisan, ternyata dia memberikan pelajaran untuk kita. Namanya kacang panjang, mau dipotong panjang atau pendek, bahkan sampai kecil sekalipun.Dia tetap disebut kacang panjang, nggak ada ceritanya setelah dipotong orang akan berubah menyebutnya menjadi kacang pendek.

Sayuran ini mengajarkan pada kita bahwa dalam hidup ini kita tidak boleh terpengaruh oleh orang yang berusaha menjatuhkan kita. Fokus pada tujuan apa yang ingin kita capai, mau dihujat, di caci maki, dihina, bahkan di fitnah sekalipun. Kita harus tetap berdiri tegak, yang terpenting kita tidak seperti yang dituduhkan.

Baca Juga  Daftar Zona Merah Covid-19 Omicron Jakarta, Simak!

Jangan takut terhadap apa yang orang lakukan pada diri kita, tapi takutlah pada apa yang akan kita lakukan pada orang lain. Karena semua ada pertanggung jawabannya baik di dunia maupun di akhirat.

2.Belajar Dari Kelapa

Belajar Filosofi Dari Sayuran

Kelapa adalah buah seribu guna, baik buah atapun batangnya sangat bermanfaat bagi kebutuhan manusia salah satunya santan yang sering digunakan untuk memasak.

Untuk menghasilkan santan, kelapa itu harus dipetik dari pohon lalu dikupas kulitnya, dibuka cangkangnya, lalu dibersihkan kotorannya, baru bisa diparut dan diperas untuk menghasilkan santan yang kental dan bagus.

Ketika kita memutuskan untuk hijrah, diri ini diibaratkan sebuah kelapa yang sedang berada di atas pohon, kita akan jatuh dari atas yaitu zona nyaman diri kita sebelumnya. Rasanya pasti akan sakit jatuh dari ketinggian, tapi hijrah itu ingin perubahan lebih baik, jadi kita harus menikmati rasa sakit itu mungkin kita akan dijauhi oleh teman bahkan kerabat terdekat.

Seperti kelapa yang dikupas mau tidak mau kita harus melepas kebiasaan buruk yang kita lakukan sebelumnya. Lalu dibersihkan kotorannya yaitu membersihkan hati dan fikiran kita dari pemikiran yang kotor salah satunya iri hati, dengki dan suudzon.

Baca Juga  Perbedaan papan reklame media iklan Baliho Dan Billboard ?

Kemudian seperti kelapa yang diparut kita akan merasakan sakit ketika hijrah, terkadang jari kita juga akan terluka jika tidak hati-hati saat memarutnya. Begitupun dengan kita yang akan ditempa oleh ujian hidup yang tidak mudah, pasti akan ada sedih, suka duka, senang dan bahagia mengiringi perjalanan hijrah kita.

3.Belajar Dari Singkong

Belajar Filosofi Dari Sayuran

Sama hal nya seperti kelapa yang jatuh dari pohon rasanya akan sakit, bedanya singkong yaitu dicabut dari akarnya. Singkong bisa diolah menjadi berbagai macam olahan, kita ambil salah satunya untuk dibuat getuk.

Untuk membuat getuk kita harus mengupas kulit singkong lalu mencucinya supaya bersih. Kemudian mengukusnya ini sama dengan meredam hati, lalu menumbuk singkong agar halus artinya kita akan terus ditempa terus menerua sampai hati kita menjadi lebih lembut.

Untuk mempermanis hidup juga menjaga hati, kita perlu banyak berdzikir agar hati selalu tentram. Seperti singkong yang terlalu lama di diamkan maka akan menghitam, begitupun dengan hati kita. Jika terlalu lama tidak dirawat dengan dzikir dan terus diolah ketika melawan nafsu, maka hati ini akan semakin gelap dan kotor.

Baca Juga  Aice Luncurkan Es Krim Mochi Klepon untuk Promosikan Kuliner Indonesia

WhatsApp chat