Pandemi Covid-19 di seluruh dunia belum juga usai. Banyak negara yang masih berjuang keras melawan virus corona atau SARS CoV-2 yang menyebar sangat cepat. Hingga saat ini, sebanyak 3,5 juta warga negara dunia dinyatakan terinfeksi virus dan 1,1 juta di antaranya dinyatakan sembuh.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menginstruksikan berbagai cara yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona ini ke seluruh dunia. Salah satu kampanye yang dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan dan kesehatan badan dan lingkungan sekitar.
Begitu pula di Indonesia, kampanye berupa rajin cuci tangan dengan sabun antiseptik adalah kampanye yang paling sering digalakkan pemerintah dan tenaga medis. Ini karena tangan adalah anggota tubuh yang paling rentan terkena paparan bakteri atau virus karena bisa menyentuh apa saja.
Selain itu, menyemprotkan disinfektan di lingkungan sekitar juga menjadi anjuran yang kerap didengar di berbagai media. Hal ini dianjurkan karena faktanya virus corona dapat bertahan beberapa jam di benda-benda mati.
Sekilas, fungsi antiseptik dan disinfektan memang terlihat sama, yakni membunuh virus dan bakteri. Namun, tahukah kamu bahwa sebenarnya penggunaan kedua benda tersebut sangatlah berbeda?
Yuk, simak penjelasan di bawah ini untuk tahu lebih jauh seputar antiseptik dan disinfektan ya!
Mengenal antiseptik dan fungsinya
Germisida, atau yang lebih dikenal di kalangan masyarakat dengan nama antiseptik, merupakan senyawa kimia yang berfungsi untuk menghambat dan membunuh pertumbuhan mikroorganisme.
Mikroorganisme sendiri adalah organisme yang berukuran mikro atau sangat kecil, sehingga untuk mengamatinya diperlukan mikroskop. Bakteri dan virus merupakan contoh mikroorganisme. Ini berarti bakteri dan virus berbahaya bisa dihambat pertumbuhannya atau bahkan dibunuh oleh antiseptik.
Pada dasarnya, antiseptik lebih aman digunakan pada jaringan hidup, seperti permukaan kulit atau membran mukosa (lapisan kulit bagian dalam). Biasanya, antiseptik berbentuk cairan sehingga mudah digunakan untuk berbagai kebutuhan.
Antiseptik banyak dipakai untuk keperluan medis di rumah sakit. Cairan yang berfungsi untuk sterilisasi ini bisa dipakai untuk membersihkan kulit sebelum atau saat tindakan operasi, mengurangi infeksi pada luka, serta banyak prosedur medis lainnya.
Antiseptik yang bisa digunakan dalam prosedur medis ini biasanya berwarna kuning atau oranye. Cairan ini juga mengandung bahan khusus seperti alkohol, hidrogen peroksida, povidone iodine dan PHMB. Bahan-bahan khusus itulah yang berfungsi melawan kuman dan bakteri.
Adapula antiseptik non-medis, yakni antiseptik yang digunakan untuk tindakan selain medis. Antiseptik non-medis dapat digunakan untuk membersihkan tangan atau badan sehari-hari, mengobati luka ringan, bahkan juga untuk produk pelega tenggorokan.
Antiseptik non-medis bisa dengan mudah dijumpai di pasaran dalam bentuk sabun mandi, hand sanitizer, permen pelega tenggorokan, tisu basah, hingga obat luka. Jangan khawatir berbahaya, karena antiseptik yang dijual di pasaran ini sudah bersifat generik dan aman digunakan.
Saat masa pandemi seperti ini, disarankan untuk rajin mencuci tangan dengan sabun, terutama sabun yang mengandung antiseptik.
Bila tidak ada sabun dan air mengalir, bisa juga menggunakan hand sanitizer, meskipun presentase kebersihannya masih di bawah mencuci tangan dengan sabun. Hand sanitizer pada umumnya mengandung alkohol 60-70 persen.
Ini karena rajin mencuci tangan dengan sabun dapat menghambat pertumbuhan virus dan memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Apa itu disinfektan?
Serupa dengan antiseptik, disinfektan juga merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menghambat dan membunuh pertumbuhan mikroorganisme.
Bedanya, jika antiseptik aman digunakan pada jaringan hidup, disinfektan justru tidak aman jika langsung digunakan pada jaringan hidup. Penggunaan disinfektan dikhususkan pada permukaan benda mati, seperti lantai, pintu, kursi, dan benda mati lainnya.
Hal ini disebabkan oleh disinfektan yang mengandung bahan kimia yang tergolong keras dan beracun. Sehingga, dilarang penggunaannya pada permukaan kulit atau tubuh manusia, serta permukaan kulit makhluk hidup lainnya.
Disinfektan dapat membuat kulit iritasi, bahkan bisa berpotansi menyebabkan kanker apabila digunakan pada permukaan kulit.
Zat kimia aktif yang terkandung dalam disinfektan di antaranya adalah sodium hipoklorit. Bahan aktif yang biasanya terkandung dalam produk cairan pemutih ini sangat efektif membunuh jamur, bakteri, dan virus.
Selain itu, hidrogen peroksida juga merupakan bahan kimia yang umumnya terkandung pada disinfektan. Konsentrasi hidrogen peroksida yang digunakan dalam disinfektan lebih tinggi dibandingkan dengan antiseptik, sehingga tidak mungkin digunakan pada jaringan kulit.
Disinfektan dapat membuat kulit iritasi, bahkan bisa berpotansi menyebabkan kanker apabila digunakan pada permukaan kulit.
Zat kimia aktif yang terkandung dalam disinfektan di antaranya adalah sodium hipoklorit. Bahan aktif yang biasanya terkandung dalam produk cairan pemutih ini sangat efektif membunuh jamur, bakteri, dan virus.
Selain itu, hidrogen peroksida juga merupakan bahan kimia yang umumnya terkandung pada disinfektan. Konsentrasi hidrogen peroksida yang digunakan dalam disinfektan lebih tinggi dibandingkan dengan antiseptik, sehingga tidak mungkin digunakan pada jaringan kulit.
Disinfektan bisa diaplikasikan dengan cara menuangkan cairan seperlunya pada kain, kemudian diusapkan pada permukaan benda mati. Jangan lupa untuk menggunakan sarung tangan plastik agar cairan disinfektan tidak langsung terkena tangan.
Usapkan disinfektan pada benda mati, terutama benda yang sering disentuh oleh tangan seperti gagang pintu, tetikus atau papan ketik pada laptop, serta telepon selular.
Disinfektan juga bisa diaplikasikan dengan teknik semprot atau fogging. Penyemprotan disinfektan biasanya dilakukan pada media atau tempat yang lebih besar seperti untuk ruangan, kantor, serta bagian luar rumah.
Hindari untuk langsung memegang barang yang sudah dibersihkan disinfektan. Ini karena disinfektan membutuhkan waktu untuk menghancurkan mikroorganisme pada benda mati.
Diamkan dulu benda-benda itu selama sekitar 5 hingga 10 menit agar disinfektan bisa bekerja dengan baik. Setelah itu, gunakan lap bersih dan kering untuk menghapus cairan disinfektan pada benda-benda tersebut.