Hingga saat ini Indonesia masih disibukkan dengan pandemi Covid-19 yang mengakibatkan darurat kesehatan terhadap seluruh lapisan masyarakat.
Bahkan per 11 Juni 2020, tercatat sudah hampir 35 ribu orang terinfeksi virus corona, termasuk anak-anak.
Di awal pandemi, anak-anak diklaim termasuk golongan usia yang tidak rentan terhadap virus ini. Namun, per 18 Mei 2020 kemarin, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkap fakta bahwa ternyata tingkat penularan Covid-19 pada anak-anak di Indonesia tergolong cukup tinggi.
Tak heran, anak-anak juga dianjurkan mengenakan masker jika terpaksa harus keluar rumah atau harus bepergian ke tempat umum. Ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap penularan virus corona.
Namun, tak semua anak dianjurkan mengenakan masker untuk mencegah penularan virus yang bisa menular melalui droplet (cipratan ludah) ini. Ada juga anak yang rentan dan terancam kesehatannya jika harus mengenakan masker.
Anjuran penggunaan masker saat pandemi Covid-19 memang sangatlah penting untuk ditaati. Meskipun begitu, penggunaan masker tidak direkomendasikan untuk anak berusia di bawah 2 tahun.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Amerika Serikat mengatakan bahwa anak atau bayi yang masih berusia di bawah 2 tahun sangat beresiko jika harus mengenakan masker.
Hal ini dikarenakan anak berusia di bawah dua tahun sangat rentan tersedak, tercekik, atau bahkan meninggal akibat kekurangan oksigen untuk bernapas.
“Anak di bawah usia 2 tahun berpotensi untuk kesulitan bernapas saat mengenakan masker,” jelas Judy Scheachter, ketua dari Departemen Pediatrik dari University of Miami Health System. “Ini disebabkan karena akses menghirup udara yang lebih kecil dan sedikit,” tambahnya.
Masker memang didesain agar tidak mengganggu pernapasan, meskipun tak sebebas jika menghirup udara saat tak mengenakan makser. Namun, dikhawatirkan anak yang berusia kurang dari 2 tahun masih belum bisa mengatur pernapasannya saat mengenakan masker.