Top Choice for Your Business

Klik untuk hubungi kami >> Contact Us

Peluang Media Cetak Bertahan di Era Digital

Macam Macam Media Informasi
Munculnya generasi milenial dan fenomena media digital yang terus menekan konsumsi media tradisional menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hilangnya sejumlah media cetak dari tataran lansekap media.

Gelombang media sosial seolah menggulung keberadaan media cetak. Banyak orang beranggapan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi tempat untuk media cetak. Di berbagai kelompok demografis fenomena ini betul sudah terjadi bahkan sudah bertahun-tahun. Lewat berbagai observasi terbatas di sejumlah kampus di kawasan Jakarta hampir semua responden berusia 18-20 tahun atau mahasiswa yang duduk di semester tiga ke atas berada pada kelompok pembaca yang sangat jarang bahkan sudah mengarah kepada tidak mengonsumsi media cetak sama sekali. Kita tidak lagi berbicara soal regularitas sebab pada tataran minatpun mereka sudah sangat rendah. Persoalan ini kemudian menjalar ke level perencanaan media ketika para media planner kesulitan dalam menjustifikasi peran media cetak dalam mengomunikasikan brand. Pengiklan beranggapan bahwa saat ini target audiens sudah mengonsumsi berita, informasi dan hiburan lewat media online atau perangkat digital. Artinya, media cetak semakin tidak relevan sebagai media komunikasi brand. Pengiklan juga berharap agar para media planner memberikan advise atau saran penggunaan media yang mampu menciptakan respons produktif dan terukur yang pada gilirannya mampu menciptakan penjualan.

Baca Juga  Apasih gunanya pasang iklan?

Munculnya generasi milenial dan fenomena media digital yang terus menekan konsumsi media tradisional menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hilangnya sejumlah media cetak dari tataran lansekap media. Bagi pemilik atau pengelola produk FMCG, penggunaan media cetak dianggap sudah tidak relevan jika target audiens yang dituju adalah kelompok usia muda yang sangat berorientasi digital. Penggunaan perangkat digital bergerak sudah menjadi bagian dari perilaku komunikasi mereka sehari-hari. Para pengelola produk FMCG sudah lebih cenderung memilih penggunaan aplikasi media sosial dalam mendorong penyampaian pesan-pesan advertising. Penggunaan penulis publik, blogger bahkan para pegiat sosial terkemuka sudah menjadi bagian yang semakin melekat dengan kampanye advertising mereka. Secara perlahan tapi pasti, para pengelola majalah dan koran menggulung tikar usaha mereka dan beralih ke usaha yang lebih menguntungkan.

Namun demikan, para pengelola media cetak diminta untuk lebih bersabar, mengubah model usaha sambil tetap mempertahakan media cetak mereka dalam level yang efisien. Sejumlah pihak menilai bahwa saat ini sedang terjadi suplai media sosial yang berlebihan yang berdampak kepada aturan main penyebaran pesan. Ada cukup banyak media sosial yang termasuk kedalam kelompok media yang tidak teruji, verifikasi yang lemah, serta pengawasan yang terlalu longgar. Hal ini sekaligus menjadi kesempatan bagi media cetak untuk tampil sebagai media yang terpercaya dan memiliki legitimasi isi. Fenomena berita palsu semakin menarik media sosial bahkan media online berbasis situs resmi ke situasi yang tidak menguntungkan. Persoalan berita palsu bahkan menjadi suatu keramaian tersendiri atau menimbulkan isu baru yang pembahasannya menjadi lebih menarik dibanding isi beritanya sendiri. Saling tuding terjadi bahkan seringkali terseret hingga ke ranah pemidanaan.

Ada cukup banyak media sosial yang termasuk kedalam kelompok media yang tidak teruji, verifikasi yang lemah, serta pengawasan yang terlalu longgar. Hal ini sekaligus menjadi kesempatan bagi media cetak untuk tampil sebagai media yang terpercaya dan memiliki legitimasi isi.

Harapan media cetak untuk bertahan semakin besar ketika publik kelas sosial ekonomi menengah menyadari betapa mereka masih membutuhkan media yang kredibel dan netral. Kombinasi media cetak dan online atau e-paper menjadi salah satu jalan keluar menarik yang patut terus dipertahankan. Sebagai contoh, kombinasi Kompas cetak harian dengan kompas.id barangkali menjadi salah satu ujian eksistensi bisnis media cetak di era digital saat ini. Ketika versi cetak tampil dengan isi yang lebih fokus dan analitik, maka versi online bisa memberikan perluasan konten dalam hal pembaruan perkembangan konten, variasi berita dan keleluasaan waktu dan tempat konsumsi media. Keduanya sudah pasti tidak akan berkontestasi secara negatif bahkan mengarah kepada eksistensi brand dan produk secara positif.

Baca Juga  Reklame Riau Kota Pekanbaru – Jl. Riau depan Galbet (Arah dari Ciputra ke A Yani)

Memelihara atensi pasar untuk terus mengonsumsi media cetak menjadi tantangan berat yang harus dijawab oleh para pengelola media cetak. Jika semuanya harus ditransfer menjadi versi media digital, maka peluang publik memiliki sumber berita dan informasi yang terpercaya bisa terancam punah sebab hingga saat ini kita bisa merasakan konsep pengelolaan media online atau digital yang masih sangat berorientasi kepada kecepatan, bukan keakurasian.

sumber : advertising indonesia

WhatsApp chat