Pemerintah saat ini telah mengimbau masyarakat untuk menggunakan masker sebagai upaya mempersempit penyebaran virus corona jenis baru atau COVID-19 di Tanah Air. Namun, pemakaian jenis masker untuk masyarakat dianjurkan bukan jenis masker bedah atau masker N95.
Karena, kedua jenis masker tersebut hanya diperuntukkan bagi petugas medis yang menangani kasus pasien positif COVID-19. Untuk itu, disarankan agar masyarakat mengenakan jenis masker kain yang bisa dicuci dan digunakan berulang kali. Lantas, bagaimana dengan anak-anak?
“CDC (Pusat Kontrol Penyakit di Amerika Serikat) mengatakan bahwa masker kain dipakai sebagai upaya pilihan terakhir saat tidak ada masker sama sekali. Jadi, masker kain dipakai anak sebagai upaya terakhir kalau ada krisis masker,” ujar spesialis anak, dr. Madeleine Ramdhani Jasin, Sp.A., beberapa waktu lalu.
Untuk pemakaian pada anak, kata dokter Made, perlu diperhatikan beberapa hal agar benar-benar mampu melindunginya. Ukurannya harus tepat serta menutupi area penting di wajah.
“Masker bukan hanya untuk orang dewasa, tapi juga anak. Tapi, harus disesuaikan ukurannya. Belum tentu masker orang dewasa cocok untuk anak. Penutupannya harus sesuai menutupi hidung, mulut dan dagu,” katanya lagi.
Meski belum ada bukti ilmiah bahwa masker kain dapat menangkal virus, kata dia, pemakaian yang tepat setidaknya mampu membantu menghalau berbagai sumber penyakit ke area mulut dan hidungnya. Beberapa orangtua pun tak segan untuk memberi tisu atau kassa untuk melapisi masker kain tersebut. Seberapa efektifkah?
“Masker kain dilapisi tisu atau dipakai biasa, bukti ilmiahnya belum ada. Hanya sebagai upaya terakhir,” ujarnya.