Marah adalah emosi yang dimiliki manusia, dimana emosi ini biasanya muncul ketika seseorang dihadapkan pada sesuatu hal yang mengganggu atau merusak. Kemunculannya ditandai dengan beberapa sikap, yang berbeda antara satu orang dengan lainnya.
Perbedaan inilah yang akhirnya menimbulkan adanya perbedaan kemarahan. Melansir dari Life Support Counselling dan Live Your True Story, inilah 9 tipe kemarahan yang terlihat sama tapi sebenarnya beda!
1. Assertive anger
Tipe marah ini diidamkan oleh semua orang. Assertive anger adalah tipe marah yang berusaha mengubah kemarahannya menjadi energi yang positif. Daripada mengeluarkan energi untuk berteriak atau melempar sesuatu, orang tersebut menggunakannya untuk berpikir mengenai solusi permasalahan. Jika belum menemukan solusinya, orang yang memiliki tipe marah yang asertif ini memilih menyalurkan amarahnya untuk berkegiatan yang positif.
2. Behavioral anger
Ketika marah, tubuh seseorang akan merasakan adanya suatu energi yang kuat dan harus disalurkan. Sesuai namanya, kemarahan tipe ini mewujudkan energi tersebut secara fisik seperti melempar barang, memukul, berteriak, dan sebagainya. Behavioral anger menjadi berbahaya apabila tindakan fisik tersebut sudah merugikan orang lain, contohnya adalah melampiaskan kemarahan dengan memukul orang lain.
Selain itu, ini juga akan merugikan diri sendiri karena barang-barang yang dilempar kemungkinan akan menjadi rusak. Mereka yang memiliki tipe kemarahan ini, biasanya disarankan untuk menyalurkan energi tersebut untuk berolahraga yang memerlukan banyak energi seperti bermain basket.
3. Verbal anger
Seseorang yang memiliki tipe kemarahan ini, melampiaskannya amarahnya dengan dengan perkataan. Meskipun terlihat tidak bahaya seperti kemarahan fisik, namun ini justru akan menyakiti psikologis atau emosional.
Kemarahan verbal ditunjukkan dalam bentuk sarkasme, meledek, mengancam, memaki, menyalahkan, mengkritik, atau mempermalukan. Mereka yang memiliki tipe kemarahan ini, disarankan untuk menutup mulut ketika marah dan disarankan menuliskan di secarik kertas.
4. Passive-aggressive anger
Ketika seseorang sedang marah namun memilih untuk berkata “tidak apa-apa” pada orang lain, maka kemarahan ini disebut passive aggresive anger. Kemarahan jenis ini berusaha untuk menahan dan menutupi rasa marahnya, karena menghindari tindakan konfrontasi. Mereka tetap mengeluarkan amarahnya, namun dengan cara seperti melakukan sindiran atau ejekan terselubung.
Banyak orang yang memiliki tipe kemarahan ini, disebabkan oleh nilai yang tertanam dalam diri bahwa mengeluarkan emosi marah itu salah dan tidak baik. Lambat laun, kemarahan yang tertahan di dalam, hanya akan membuat endapan emosi yang siap meledak kapan saja. Dampak buruk lainnya adalah menyerang kesehatan, seperti permasalahan jantung dan penurunan sistem kekebalan tubuh.
5. Volatile anger
Emosi marah pada tipe ini, sangat mudah muncul karena dipicu oleh suatu permasalahan besar maupun kecil. Seseorang akan mudah marah hanya karena minumannya tumpah, tidak membawa earphone kesukaannya, kehabisan minuman favorit, terjebak macet dan sebagainya. Permasalahan kecil yang sering terjadi dalam hidup, akan sangat mudah membuat orang tersebut meledak emosinya.
Dampak negatif pada sekitar adalah membuat orang lain menjadi takut untuk mendekat, dan berusaha sebisa mungkin tidak menyinggung perasaannya. Orang yang memiliki tipe kemarahan ini mendapat cap sebagai orang pemarah dan everyday is anger day, deh.