Siapa sih Leo Burnett? Mungkin sebagian orang masih asing dengan nama ini.
Leo Burnett adalah salah seorang pengusaha yang sukses dalam usaha periklanan secara global. Pria yang dijuluki si raja iklan ini telah menghasilkan banyak iklan kreatif menarik yang melegenda sampai sekarang ini.
Banyak perusahaan besar kelas dunia yang memakai jasanya. Misalnya, All State Insurance, Pillbury Dough, Maytag, Kelloggs, Hallmark, Coca Cola, Chrysler, Samsung, United Airlines General Motors, Mc Donalds, Star Kist Food, Phillip Morris, P&G, dan perusahaan besar lain-lain.
Pada waktu itu, perusahaan rokok Marlboro mengalami kendala masalah marketing. Dimana penikmat rokok filter ini mayoritas wanita. Padahal pasar yang dituju adalah pria. Kemudian Phillip Moris memakai jasa iklan Leo Burnett. Leo Burnett pun membuat iklan rokok Marlboro yang sangat menarik. Dimana tampil para lelaki koboy yang menaiki kuda sambil merokok dengan penuh kenikmatan. Iklan ini menarik banyak perhatian orang di seluruh dunia. Iklan ini melambungkan rokok Marlboro yang kemudian banyak dibeli para lelaki di seluruh dunia hingga saat ini.
Kesuksesannya tidak diraih dengan mudah. Awalnya Leo Burnett memiliki keinginan jadi seorang jurnalis hebat. Ia pun menuntut ilmu jurnalistik di University of Michigan. Hingga tahun 1914 ia lulus dengan menyandang titel sarjana jurnalistik.
Ada kalanya cita-cita tidak sesuai dengan kenyataan. Itupula yang dialami Leo Burnett muda. Ia bercita-cita bekerja di surat kabar terkenal di kota Newyork. Tapi nasib membawanya ke Illinois. Di Peoria Jurnal ia bekerja sebagai penulis yang cukup handal. Atas kinerjanya yang cukup baik, pada suatu waktu Leo memperoleh tawaran kerja untuk menulis tentang mobil cadillac dengan gaji 25 dolar seminggu.
Ingin mendapatkan gaji yang lebih besar lagi, kemudian ia pindah ke kota Detroit. Di daerah inilah ia berguru pada Theodore McManus mengenai cara kreatif membuat iklan soft selling yang bergambar dan disukai orang dengan sangat menyenangkan. Isi iklan tidak memuji pada produk dan kualitasnya.
Kemudian di usia 40 tahun, ia berpindah tempat tinggal ke daerah Chicago. Di sini Burnett bekerja di usaha biro periklanan setempat dalam waktu empat tahun. Menyadari kariernya semakin mandeg dan penghasilan terbatas, Burnett memutuskan untuk membuka usaha bisnis periklanan milik sendiri. Apalagi ia sudah memiliki bekal ilmu dan kemampuan yang mencukupi dari bisnis ini.
Ia menjalankan bisnis periklanan secara menyenangkan, ramah dan dapat dipercaya oleh para konsumen. Sehingga dalam kurun 2 tahun, perusahaan biro iklan miliknya mampu membekukan omzet 6.000 dolar / tahun. Untuk meningkatkan keuntungan usaha periklanan, ia mengajak kerjasama salah seorang rekan bisnisnya yang ahli dalam pemasaran bernama Richard Heath yang bertugas menggaet beberapa perusahaan besar kelas dunia.
Benar saja, sejak terjadi sinergi antara Burnett dan Richard keuntungan biro iklannya melambung pesat sekitar 2 juta dolar pertahun. Hal ini tak terlepas dari kemampuan Richard Heath menggaet sejumlah perusahaan ternama seperti Pillsbury Dough, Brown Shoes company atau The American Meat Institute, dll.
Sejak dibuatkan iklan bergambar oleh biro iklannya, beberapa perusahaan besar mengalami keuntungan besar disebabkan produknya laris manis dikenal orang hingga sekarang. Teknik periklanan yang dibuat Burnett sangat dramatis, menyenangkan dan mengekspos kualitas produk sehingga melekat cukup kuat dalam ingatan banyak orang. Dan kini dasar-dasar periklanan moderen masih memakai prinsip-prinsip iklan yang dijalankan oleh Leo Burnett. Lelaki jenius ini dijuluki si raja iklan dunia yang terus melegenda sampai kini.