Root beer adalah minuman khas Amerika Utara yang manis yang secara tradisional dibuat menggunakan kulit akar pohon sassafras (Sassafras albidum) atau anggur sarsaparilla (Smilax ornata) sebagai cita rasa utamanya. Root beer biasanya nonalkohol, bebas kafeina, manis, dan berkarbonasi sehingga akan berbusa ketika dituang.
Karena safrole (zat yang ditemukan dalam minyak sassafras dan terbukti sebagai zat aditif terlarang) dilarang oleh FDA AS pada 1960 karena sifat karsinogenisitasnya, sebagian besar root beer komersial menggunakan zat tambahan sassafras buatan yang aman dikonsumsi.
Namun, beberapa menggunakan ekstrak sassafras bebas safrol. Adapun, produser besarnya termasuk A&W, Barq’s, Dad’s, Hires, dan Mug. Untuk lebih jelasnya, simak fakta-fakta berikut, yuk!
1. Sejarah root beer
Minuman dari akar pohon sassafras dibuat penduduk asli Amerika untuk tujuan kuliner dan pengobatan sebelum kedatangan orang Eropa di Amerika Utara. Sejak kedatangan Eropa, teknik kuliner ala Eropa telah diterapkan untuk membuat minuman tradisional berbasis sassafras yang mirip dengan root beer sejak abad ke-16.
Root beer telah dijual di toko sejak 1840-an dan resep tertulis untuk root beer telah didokumentasikan sejak 1860-an. Ada kemungkinan, root beer kemudian dikombinasikan dengan soda sejak 1850-an dan root beer yang dijual di toko-toko lebih sering dijual sebagai sirop daripada minuman kemasan.
Tradisi pembuatan root beer diperkirakan telah berevolusi dari tradisi pembuatan bir skala yang menghasilkan minuman fermentasi dengan kadar alkohol sangat rendah dan dianggap lebih sehat untuk diminum daripada sumber air minum lokal yang tercemar, ditambah lagi oleh kandungan obat dan nutrisinya.
Safrole, zat yang ditemukan dalam minyak akar sassafras dan kulit kayu yang memberi rasa khas pada root beer, namun dilarang untuk digunakan pada makanan dan obat-obatan yang diproduksi secara massal oleh FDA pada 1960.
Dilansir laman Drugs.com, safrole terbukti menyebabkan kerusakan hati permanen dan berbagai jenis kanker sehingga kini sassafras tidak lagi digunakan dalam root beer yang diproduksi secara komersial dan kadang-kadang diganti dengan perisa buatan.
2. Cara pembuatan root beer
Salah satu resep tradisional untuk membuat root beer adalah sirop dari tetes tebu dan air; membiarkan sirop dingin selama beberapa jam; dan mencampurnya dengan bahan-bahan root beer (termasuk akar sassafras, kulit sassafras, dan wintergreen).
Tambahkan ragi dan minuman akan dibiarkan berfermentasi selama 12 jam. Setelah itu, disaring dan dicek ulang untuk fermentasi sekunder. Resep ini biasanya menghasilkan minuman dengan alkohol 2 persen atau kurang meskipun resep juga dapat dimodifikasi untuk menghasilkan minuman yang lebih beralkohol.
Root beer dengan mudah dikenali karena busa klasiknya dan muncul sebagai buih-buih putih di permukaan minuman. Root beer awalnya dibuat sebagian dengan kulit akar sassafras (dan sarsaparilla dll) yang berbusa secara alami dan memberikan tampilan yang khas.
Produsen root beer awalnya mengarbonasi minuman untuk menambahkan gelembung kemudian menambahkan surfaktan untuk membuat gelembung bertahan lebih lama.
3. Apa saja bahan-bahan pembuatan root beer?
Bahan-bahan root beer:
- allspice,
- kulit kayu birch,
- ketumbar,
- juniper,
- jahe,
- wintergreen,
- akar bunga dandelion,
- sarsaparilla,
- spicewood,
- kulit kayu ceri liar,
- akar sassafras
- vanili,
- tetes tebu dan licorice.
Banyak bahan-bahan yang ini masih digunakan dalam pembuatan root beer tradisional dan yang diproduksi secara komersial saat ini.
4. Dari mana asal kata root beer?
Dilansir laman Gourmet Root Beer, root tea, minuman beralkohol ringan, muncul di kalangan petani Amerika pada abad ke-18 (penduduk asli Amerika yang membuatnya dan mungkin orang-orang di tempat lain membuat sesuatu yang serupa).
Root tea terbuat dari berbagai akar dan dianggap sebagai tonik kesehatan. Minuman ini mengandung sarsaparilla, sassafras, kulit pohon birch, akar liar, tumbuhan, dan apa pun yang ada di sekitar mereka.
Pada akhir 1800-an, seorang apoteker, Charles Hires, memasarkan bubuk (nonalkohol) versinya sendiri yang dapat ditambahkan pelanggan ke minuman dan difermentasi jika mereka menginginkannya.
Dalam rangka mempromosikannya di Pameran Centennial Philadelphia pada 1876, Hires menciptakan nama root beer. Kemudian, ia mulai memasarkan dalam bentuk sirop nonalkohol yang hingga kini dikenal sebagai merek Hires Root Beer.
5. Kenapa root beer rasanya kayak balsam dan kadang bisa terasa kayak pasta gigi?
Banyak bahan botani atau tumbuhan dalam root beer, ginger beer, dan sarsaparilla yang digunakan oleh para pembuatnya sejak seratus tahun yang lalu, bahkan lebih. Banyak akar dan tumbuhan (yang juga digunakan dalam obat-obatan) digunakan dalam pembuatan root beer.
Dilansir laman Food Reference, jika kamu merasa root beer saat diminum terasa seperti balsam atau pasta gigi, mungkin kamu cukup peka terhadap perisa wintergreen yang digunakan dalam kebanyakan formulasi root beer.
Banyak orang berpikir bahwa kandungan wintergreen yang berlebih akan terasa seperti obat. Jadi, sebenarnya ini mungkin hanya masalah selera saja karena ada orang yang suka makan durian, tapi ada juga yang muntah begitu mencium aromanya.
Itu tadi fakta dan penjelasan tentang root beer. Jadi, apakah kamu termasuk salah seorang penggemar root beer? Sampaikan cita rasa root beer versimu di kolom komentar, ya!