- Istirahat Mental
Orang yang mentalnya lelah cenderung punya banyak pikiran di otak, maka dari itu diperlukan istirahat mental. Istirahat mental bertujuan mengurangi beban pikiran, meningkatkan fokus, dan meningkatkan kesejahteraan emosional. Melakukan istirahat mental bisa melalui berbagai cara, termasuk meditasi untuk menciptakan ketenangan batin, menulis jurnal untuk membersihkan pikiran, latihan pernapasan dalam untuk membantu menenangkan sistem saraf, membuat to do list pekerjaan supaya tidak kewalahan, atau bisa juga dengan melakukan hal-hal sederhana, seperti menikmati secangkir teh atau kopi sambil menghirup udara segar. Dengan rutin memberi jeda pada otak untuk beristirahat, kita akan lebih mudah berkonsentrasi dan melihat kehidupan dengan lebih jernih objektif. - Istirahat Sosial
Terlepas dari apakah kita introvert atau ekstrovert, semua orang pasti memiliki batas sosial atau “social battery”. Ada saat-saat di mana interaksi sosial yang terus-menerus dapat menyebabkan kelelahan. Hal ini bisa terjadi karena orang lain mungkin telah menarik energi sosial kita. Mereka butuh didengarkan, ditanggapi, ditemani, dan lain sebagainya, sehingga lama kelamaan energi sosial kita pun habis. Oleh karena itu, kita perlu yang namanya istirahat sosial. Memberikan waktu untuk diri sendiri tanpa bertemu orang lain dapat membantu mengembalikan energi yang telah terkuras akibat interaksi sosial yang berlebihan. Selain itu, kita masih bisa kok melakukan istirahat sosial dengan bertemu orang, tetapi sebaiknya bertemulah dengan orang-orang yang tidak menyerap energi sosial kita, seperti pasangan, keluarga, atau sahabat. - Istirahat Fisik
Istirahat fisik bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi tubuh dan mencegah kelelahan berlebihan. Istirahat ini melibatkan pengurangan atau penghentian aktivitas fisik yang berlebihan, sehingga memberikan kesempatan bagi otot, sendi, dan sistem tubuh lainnya untuk pulih. Ada 2 tipe istirahat fisik, yaitu pasif dan aktif. Istirahat fisik pasif berarti memberikan kesempatan bagi tubuh untuk pulih tanpa melakukan aktivitas yang memerlukan banyak tenaga, seperti tidur, berbaring santai, duduk tanpa melakukan aktivitas fisik yang intens, seperti menonton TV atau membaca buku. Sedangkan istirahat fisik aktif melibatkan aktivitas ringan yang dapat memulihkan tubuh dan meredakan ketegangan, seperti yoga, pijat refleksi, stretching, atau jalan santai. - Istirahat Emosional
Setiap kali kita merasa sedang tidak baik-baik saja, kita seringkali memilih untuk menyembunyikan emosi dan perasaan tersebut dari orang lain. Namun, jika terus menerus berpura-pura kuat dan baik-baik saja seperti itu, lama kelamaan kita bisa mati rasa, lho. Supaya hal itu tidak terjadi, penting untuk kita melakukan istirahat emosional. Istirahat ini memberi ruang untuk kita menjadi diri sendiri dan menerima perasaan yang sedang kita rasakan. Oleh karena itu, cobalah untuk jujur terhadap perasaan dan emosi kita sendiri, karena hal itu juga tidak kalah penting. Kita bisa mencoba untuk ngobrol dengan orang terdekat atau orang yang kita percaya, bisa juga dengan mengekspresikan perasaan tersebut melalui tulisan dengan melakukan journalling.