Saat kita berdiri atau berjalan di bawah sinar matahari, pasti kita bisa melihat bayangan hitam kita yang selalu mengikuti. Tapi, udah tau belum, kalau setiap tahunnya ada hari di mana bayangan kita tidak terlihat? Bahkan, kota Pontianak, yang dikenal sebagai Kota Khatulistiwa, punya festival sendiri untuk memperingati hari tanpa bayangan ini.
Tahun ini, tidak cuma di Pontianak saja, tapi hari tanpa bayangan juga bisa dirasakan di kota-kota lain di Indonesia. Saat hari tanpa bayangan ini tiba, kita bisa pergi ke luar rumah saat siang hari dan tidak akan menemukan bayangan dari benda-benda yang berdiri tegak di sekitar kita. Kok bisa ya?
Bagi yang penasaran, ini dia fakta-fakta tentang hari tanpa bayangan yang sebentar lagi bisa kita rasakan!
1. Sering disebut ‘kulminasi’
Dalam astronomi, fenomena hari tanpa bayangan ini disebut dengan istilah ‘kulminasi’, ‘transit’, atau ‘istiwa’. Peristiwa kulminasi dapat terjadi ketika matahari berada tepat di atas titik zenith atau di atas kepala kita. Posisi matahari yang seperti inilah yang menyebabkan bayangan bertumpuk dengan benda, sehingga bayangan pun nampak hilang di mata kita.
2. Terjadi setahun dua kali
Hari tanpa bayangan erat kaitannya dengan peristiwa ekuinoks, yakni saat dimana garis khatulistiwa Bumi sejajar dengan pusat matahari. Ekuinoks biasanya terjadi dua kali dalam setahun, yaitu pada tanggal 21 Maret dan 23 September. Karena ekuinoks terjadi dua kali, maka hari tanpa bayangan di Indonesia pun bisa dinikmati dua kali dalam setahun.
3. Tidak terjadi secara serentak
Hari tanpa bayangan ini terjadi secara bertahap di seluruh wilayah Indonesia. Daerah-daerah tertentu, terutama yang tepat dilewati garis khatulistiwa, seperti Pontianak, mengalami hari tanpa bayangan ini tepat pada hari ekuinoks, yakni pada 21 Maret dan 23 September. Pada hari-hari ini, biasanya warga pontianak akan meramaikan Tugu Khatulistiwa untuk menyaksikan peristiwa tahunan ini.
Daerah seperti Banda Aceh juga udah mengalami kulminasi pada 9 September. Sementara, kalian yang tinggal di Pulau Jawa, siap-siap nih karena akan mengalami peristiwa kulminasi ini mulai tanggal 9-13 Oktober! Nah, pada tanggal-tanggal ini, kalian bisa coba keluar rumah sekitar jam 12 siang dan liat deh, bayangan kalian masih ada apa tidak.
4. Bisa membuat telur berdiri tegak
Kalau biasanya sulit, bahkan mustahil untuk membuat telur berdiri tegak, saat peristiwa kulminasi ini hal tersebut bisa terjadi.
Ini karena pada saat kulminasi, gaya gravitasi matahari terhadap bumi akan bertambah kuat. Nah, biasanya, warga Pontianak akan menjadikan momen kulminasi sebagai ajang untuk perlombaan mendirikan telur, yang jadi perhatian para wisatawan.
5. Durasi siang dan malam akan sama
Saat terjadi hari tanpa bayangan, siang dan malam dalam satu hari akan mempunyai durasi yang sama. Nama ilmiah dari fenomena ini adalah Vernal Equinox, yang berasal dari kata vernus yang artinya musim semi, serta equus yang artinya sama, dan noct yang artinya malam.
6. Tidak berdampak apapun
Peristiwa hari tanpa bayangan ini tidak perlu ditakutkan, kok, karena tidak akan memberikan dampak apapun. Satu-satunya dampak yang diberikan ya hanya bayangan kita yang menghilang. “Dampaknya hampir tidak ada, namun menarik untuk edukasi publik, tentang perubahan posisi matahari sepanjang tahun karena kemiringan sumbu rotasi Bumi,” ujar ketua LAPAN Thomas Djamaluddin soal hari tanpa bayangan yang terjadi tahun lalu.
Sumber : disini