Top Choice for Your Business

Klik untuk hubungi kami >> Contact Us

Fakta Mengerikan Diet Vegetarian Pada Anak

Diet vegetarian makin banyak digemari oleh masyarakat karena diet yang menghindari konsumsi sumber makanan hewani ini dianggap perilaku makan yang sehat. Belakangan orang tua ternyata juga menerapkan diet vegetarian ini anak-anak mereka.

Para pakar nutrisi menyatakan bahwa berbahaya untuk menghindarkan anak yang masih dalam tahap tumbuh kembang untuk mengonsumsi protein hewani. Sebaliknya, para orangtua beranggapan perilaku makan diet vegetarian adalah sesuatu yang sehat dan baik untuk anak.

Diet vegetarian dapat dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Vegan

Yaitu orang yang tidak mengkonsumsi produk hewani atau produk turunannya. Mereka tidak saja berhenti makan daging, tetapi juga semua produk turunannya dan biasanya menghindari penggunaan gula yang diproses dengan arang yang berasal dari tulang hewan. Mereka menjadikan veganisme sebagai gaya hidup

2. Lacto vegetarian

Kelompok ini tidak mengonsumsi berbagai protein hewani seperti daging, ikan, unggas, atau telur. Namun, mereka masih mengonsumsi susu dan produk turunannya seperti keju dan yogurt.

3. Ovo vegetarian

Kelompok yang melakukan diet ini tetap mengonsumsi telur, namun tidak mengonsumsi produk susu dan turunannya.

4. Lacto-ovo vegetarian

Kelompok Lacto-ovo vegetarian umumnya menghindari daging, ikan, dan unggas dalam menu dietnya. Namun demikian, mereka tetap mengonsumsi telur, susu, dan produk turunannya.

5. Pollotarian

Kelompok ini bermula dari Spanyol, dalam bahasa Spanyol, pollo berarti ayam. Sesuai namanya, pollotarian memakan berbagai jenis unggas seperti ayam, bebek, atau kalkun.

Baca Juga  Demi Menjaga Kebersihan Rumah, Hentikan 8 Kebiasaan Buruk Ini

Mereka tidak memakan daging, makanan laut, telur dan produk susu. Beberapa kalangan menganggap pollotarian bukanlah jenis vegetarian. Karena masih mengonsumsi unggas, sebagian vegetarian menganggap pollotarian bukan vegetarian.

6. Pescatarian/pesca vegetarian

Komunitas ini tidak mengonsumsi daging dan unggas tetapi memakan ikan. Terkadang mereka juga menambahkan telur dan produk susu ke dalam menunya.

7. Flexitarian

Beberapa kalangan menyebut kelompok ini sebagai semi-vegetarian. Flexitarian memiliki pola makan yang fleksibel. Mereka menjadikan diet nabati sebagai menu utama namun terkadang masih menambahkan daging atau produk hewani lainnya.

Jumlah produk hewani yang dikonsumsi jenis vegetarian ini tergantung pilihan pribadi penganut flexitarian. Biasanya mereka hanya makan daging sesekali jika ada situasi yang mengharuskan atau sesuai suasana hati.

Anak dengan Diet Vegetarian Berisiko mengalami Defisiensi Zat Gizi

Anak yang menjalani diet vegetarian berisiko mengalami defisiensi (kekurangan) zat gizi, salah satu di antaranya adalah protein.

Protein memiliki asam amino yang berguna untuk sintesis protein tubuh selama pertumbuhan dan produksi senyawa nitrogen seperti hormon atau neurotransmitter.

Protein hewani mempunyai jumlah dan jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan protein nabati. Lengkapnya jenis asam amino dalam protein hewani dibutuhkan oleh anak khususnya untuk pertumbuhan

Selanjutnya, zat besi esensial untuk proses tumbuh kembang sistem saraf, terutama pada tahun pertama kehidupan. Kalsium juga penting untuk proses tumbuh kembang, metabolismenya diatur oleh vitamin D, yang juga penting untuk pemeliharaan kesehatan tulang.

Baca Juga  Kulit Kaki Mengelupas? Ini Penyebabnya

Vitamin B12 mempunyai peran yang besar, defisiensi vitamin B12 berpengaruh terhadap manifestasi hematologi, neurologi, dan psikis. Defisiensi vitamin B12 pada anak menyebabkan gagal tumbuh, gangguan pergerakan, dan keterlambatan perkembangan.

Defisiensi yodium menyebabkan ketidakcukupan produksi hormon tiroid dan mengikat beberapa efek pada tumbuh kembang –termasuk terganggunya fungsi mental dan keterlambatan perkembangan fisik. Selanjutnya, asam lemak khususnya Omega-3 dan Omega-6 berperan pada perkembangan visual dan kognitif dan berhubungan dengan tekanan darah dan respon imun.​

Tips untuk anak yang menjalani diet vegetarian

Apabila orang tua memutuskan bahwa anak mereka akan diberikan pola makan vegetarian, maka harus dipastikan diet vegetarian tersebut merupakan menu yang sehat yang dapat mendukung tumbuh kembang anak. Di bawah ini tips yang dapat dijadikan referensi oleh orangtua khususnya ibu dalam menyiapkan diet vegetarian.

1. Konsumsi berbagai jenis protein nabati

Agar anak tetap mendapat jenis asam amino yang lengkap seperti yang ada di protein hewani, maka sebaiknya anak mengonsumsi beberapa protein nabati sekaligus seperti kacang-kacangan.

2. Hati-hati dengan serat

Serat memang dibutuhkan oleh anak, tetapi terlalu banyak serat membuat anak kenyang. Ini juga dapat menyebabkan hambatan kenaikan berat badan karena serat hanya mengandung sedikit kalori.

3. Pertimbangkan pemberian selai kacang

Baca Juga  Sebuah Studi Untuk Membantu Manusia Kembali Semangat Di Tengah Pandemi

Selai kacang selain merupakan sumber protein yang baik. Di samping itu selai kacang juga mengandung cukup kalori/energi. Namun harus diperhatikan kemungkinan anak alergi terhadap kacang.

4. Perhatikan asupan zat besi

Zat besi sangat penting untuk pembentukan hemoglobin dan kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia. Oleh karena itu harus dipastikan anak mendapat asupan zat besi yang cukup dengan mengomsumsi kacang-kacangan, bayam, sawi, dan telur.

5. Vitamin C

Vitamin C dibutuhkan oleh anak karena dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Sumber vitamin C yang dapat dikonsumsi antara lain buah jeruk,mangga, jambu.

6. Konsumsi telur

Mengonsumsi telur sangat penting karena telur kaya akan vitamin B12. Vitamin B12 sangat dibutuhkan untuk pembuatan sel darah merah dan menjaga agar sel saraf tetap berfungsi baik.

7. Konsumsi snack (makanan ringan)

Yogurt dan keju merupakan sumber kalsium dan protein, oleh karena itu boleh diberikan setiap hari kepada anak. Utamanya sebagai sumber kalsium untuk pembentukan tulang yang sehat.

8. Suplementasi vitamin

Seandainya diet vegetarian yang diberikan kepada anak kurang memenuhi kebutuhannya, terutama vitamin dan mineral, maka dapat diberikan suplementasi vitamin. Bisa berupa tetes atau sirup sampai anak berusia lima tahun.

10. Konsumsi susu

Susu merupakan sumber kalsium, vitamin D, dan protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang anak. Untuk itu anak dapat diberikan susu sebanyak tiga gelas per hari.

WhatsApp chat