Dianggap Cepat Move On, Laki-laki Justru Lebih Menderita Setelah Putus
Home » Dianggap Cepat Move On, Laki-laki Justru Lebih Menderita Setelah Putus
Kita mungkin pernah memiliki mantan atau teman laki-laki yang terlihat acuh tak acuh dan baik-baik saja setelah putus cinta.
Bahkan, beberapa survei mengatakan bahwa laki-laki cenderung lebih cepat pulih dari patah hati setelah putus cinta daripada perempuan.
Namun, hal tersebut tidak selamanya benar. Karena menurut sebuah penelitian terbaru yang dilakukan dengan 184.000 partisipan, laki-laki tampaknya lebih terpengaruh oleh putusnya sebuah hubungan daripada yang diperkirakan oleh stereotip tersebut.
Jika memang demikian, lalu mengapa ada perbedaan waktu move on antara laki-laki dan perempuan?
Laki-laki lebih banyak memendam perasaan
Sejak kecil, anak laki-laki diberitahu untuk tidak menangis atau menunjukkan emosi apapun.
Mereka tumbuh dengan belajar bahwa menangis berarti menjadi lemah, dan merasa terluka atau mengekspresikannya berarti mereka tidak cukup “jantan”.
Karena hal ini, laki-laki juga cenderung menekan emosi mereka lebih banyak daripada perempuan.
Kita mungkin bertanya-tanya apakah laki-laki terluka setelah putus cinta? Jawabannya adalah ya, tetapi mereka mungkin tidak menunjukkannya secara terbuka karena stigma yang mengelilingi ekspresi rasa sakit atau kesedihan.
Hal ini membuat mereka tidak mampu mengekspresikan perasaan mereka tentang putus cinta, sebaliknya, mereka memendamnya.
Mengikuti cara-cara yang toksik
Meskipun laki-laki dan perempuan sama-sama terluka setelah putus cinta, namun perempuan lebih banyak melaporkan perasaan mereka daripada laki-laki.
Sementara laki-laki terlihat sepert tidak peduli meskipun sebenarnya mereka peduli.
Pada kenyataannya, laki-laki hanya mencoba untuk mengikuti cara-cara toksik yang dilakukan oleh kebanyakan laki-laki lainnya dan berpikir bahwa ini adalah respons yang tepat.
Sayangnya, cara-cara toksik untuk mengatasi putus cinta ini tidak berkelanjutan dan membuat mereka lebih menderita setelahnya.
Mencoba untuk mengatasi putus cinta secara mandiri
Kita mungkin sering memerhatikan bahwa beberapa laki-laki sangat ragu-ragu untuk meminta bantuan, apapun itu masalahnya.
Soal putus cinta juga demikian, laki-laki mungkin ragu untuk berkomunikasi dan meminta bantuan.
Penelitian menunjukkan, laki-laki seringkali bersikeras untuk tidak mendapatkan bantuan atau simpati sehingga mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk melupakan suatu hubungan.
Perempuan mungkin akan berbicara dengan teman dan keluarga mereka, menangisi, dan meminta bantuan lebih banyak daripada laki-laki, yang merupakan cara sehat untuk mengatasi depresi atau kecemasan karena putus cinta.