Banyak sekali stereotype yang ditujukan kepada orang Padang, salah satunya adalah pandangan orang terhadap masyarakat Minang, Sumatera Barat atau Padang yang katanya “pelit”.Anggapan ini diperkuat oleh tayangan sinetron atau film dengan tokoh orang Padang yang digambarkan pelit. Jadi, lengkap sudah gambaran minus tentang orang Padang di masyarakat.
Ada beberapa hal yang melatar belakangi anggapan miring masyarakat kepada orang Minang, yaitu prinsip yang selalu dipegang teguh oleh mereka yang berdarah Padang. Berikut adalah 5 prinsip yang membuat mereka jadi terkesan “pelit”.
1. Harus sukses di tanah rantau
Keadaan orang yang sedang merantau dan jauh dari keluarga dan sanak saudara memaksa mereka untuk bijak dalam mengatur keuangan. Mereka memikirkan cara untuk bertahan hidup dan menabung untuk kembali ke kampung halaman.
Sebagian besar mereka yang memilih merantau ke kota biasanya, disebabkan oleh kondisi ekonomi di tempat asal mereka yang tidak bagus. Oleh karena itu mereka bertekad untuk merantau dan merintis usaha di kota besar. Banyak orang Padang yang mengadu nasib di tanah Jawa khususnya Jakarta, dan tak sedikit dari mereka yang berhasil dan sukses.
2. Menjadi bos untuk diri sendiri
Kehidupan sosial-ekonomi masyarakat Minang, terutama yang tinggal di perantauan sebagian besar adalah berdagang. Ada yang memulai merintis usaha dengan berdagang pakaian, ada juga yang memulai usaha di bidang kuliner atau lebih dikenal dengan sebutan rumah makan padang.
Mengapa berdagang? Karena salah satu culture orang Padang adalah Egaliter. Yaitu, mereka lebih suka menjadi bos untuk diri sendiri dan tidak suka ada yang mengatur ataupun memerintah mereka.
3. Lebih suka memberi “umpan” daripada “ikan”
Orang Padang yang telah sukses tidak akan membantu sanak saudaranya dengan memberikan uang. Melainkan, mereka akan memberikan peluang usaha sesuai dengan kepiawaian dari saudaranya tersebut.
Orang Padang yang telah sukses akan membantu memberikan modal, mencarikan tempat untuk usaha, mengatur sistem bagi hasil, dan memantau selama usaha itu berjalan. Jika saudaranya yang dibantu sudah mumpuni dalam menjalankan usahanya, maka akan diserahkan sepenuhnya kepada saudara tersebut. Setelah itu, saudara yang telah dibantu harus membantu saudara yang lain dengan sistem yang sama sampai berhasil.
4. Tidak masalah terlihat “miskin”
Tidak masalah terlihat miskin adalah prinsip yang dimiliki orang Padang saat sedang merintis usaha. Mereka rela bekerja keras siang dan malam untuk meraih kesuksesan.
Saat usahanya berhasil pun, mereka tidak serta-merta membelanjakan uangnya untuk membeli barang yang mereka inginkan. Meskipun sebenarnya mereka mampu membelinya. Mereka lebih memilih menginvestasikan uangnya untuk membeli barang yang bernilai aset dan hidup sederhana.
5. Tahu kapan harus menikmati hidup, dan kapan harus menabung
Masyarakat Minang terbiasa menyisihkan uangnya untuk menabung, investasi, dan membeli kebutuhan pokok terlebih dahulu. Prinsipnya, mereka tidak akan mengambil uang di tabungan kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak.
Setelah itu, jika memang berlebih mereka juga tidak segan-segan mengeluarkan uangnya untuk liburan bersama keluarga. Menabung dulu, liburan kemudian.
Itulah 5 prinsip yang dipegang teguh oleh orang Padang yang membuat mereka terkesan pelit. Mereka sebenarnya tidak pelit kok.. mereka hanya berusaha mengelola uang dengan baik agar bisa sukses.