Pada tahun 1813, di sebuah laboratorium kimia, seorang ilmuwan Prancis, Michel Eugene Chevreul menemukan jenis asam lemak yang ia sebut sebagai acide margaruite. Karena bentuknya yang kristal dan berkilau seperti mutiara, Michel menamainya sesuai dengan kata Yunani margarites, yang berarti “mutiara – seperti mutiara.”
Margarin adalah salah satu bahan untuk memasak dan membuat kue. Margarin ini sudah ada sejak pertengahan abad ke-19 dari inspirasi Napoleon III.
Berbeda dengan mentega yang terbuat dari lemak hewani, margarin biasanya diolah dari lemak nabati yang berasal dari kelapa sawit hingga kanola. Meski sekilas terlihat mirip, namun tekstur dan rasanya berbeda.
Menurut The Daily Meal, margarin merupakan gabungan dari air dan minyak. Jika dilihat dari sisi sejarah, margarin ini sudah dikenal sejak lama. Banyak orang memilih margarin untuk menghindari produk olahan susu yang ada di dalam mentega atau butter.
Seperti dikutip dari food.detik.com, berikut ini beberapa fakta sejarah menarik tentang margarin.
1. Inspirasi dari Napoleon III
Napoleon III adalah Kaisar Perancis yang menjadi salah satu alasan terciptanya margarin untuk pertama kalinya. Napoleon III, merupakan keponakan dari Napoleon Bonaparte yang menjadi presiden pertama di Perancis kemudian menjadi kaisar di sana.
Margarin sendiri muncul karena banyaknya penduduk yang pindah ke kota tersebut, dan membuat mentega atau butter menjadi barang yang langka dan mahal. Napoleon III kemudian memiliki ide pada tahun 1869 untuk membuat kontes, siapa saja yang bisa menciptakan alternatif pengganti mentega berhak mendapatkan hadiah.
Pemenang kontes ini adalah Hippolyte Mege Mouries, seorang ahli kimia. Dia mempelajari bahan alternatif untuk membuat mentega, menggunakan lemak sapi hingga susu yang mirip dengan mentega namun lebih terjangkau.
2. Masih Menggunakan Susu dan Lemak Sapi
Berbeda dengan margarin masa kini yang kombinasinya terdiri dari minyak dan air. Mege pertama kali membuat margarin menggunakan lemak sapi. Namun setelah Mege menjual hak paten margarin kepada perusahaan mentega di Belanda, yaitu Jurgens & Co, komposisi margarin pun berubah.
Pada saat itu bagian lemak sapi yang merupakan bahan utama pembuatan margarin semakin berkurang. Kemudian perusahaan tersebut mencari berbagai cara untuk menjaga produksi margarin. Hingga pada tahun 1902, muncullah Wilhelm Normann yang memproduksi minyak terhidrogenasi.
Setelah sekian lama produksi minyak terhidrogenasi ini berubah menjadi alternatif pengganti lemak hewani. Karena itu, produsen margarin mulai mengganti lemak hewani dengan minyak, dan komposisi ini bertahan hingga saat ini.