Hampir sebulan para pelajar menjalani proses pembelajaran di rumah sejak diberlakukannya imbauan social distancing. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA), responden anak-anak di 29 provinsi di Indonesia sepanjang 26 hingga 29 Maret 2020, merasa proses belajar di rumah, tidak menyenangkan.
“90 persen anak menganggap gerakan di rumah saja penting. Sebanyak 58 persen anak punya perasaan tidak menyenangkan selama belajar di rumah karena sulit untuk berinteraksi dengan teman-temannya,” kata Sekretaris Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak KPPPA, Eko Novi Ariyanti Eko, Kemenppa dalam konferensi pers di BNPB Jakarta, Sabtu 11 April 2020.
Dalam survei itu pula diketahui, responden yang merupakan anak-anak di bawah usia 18 tahun ini, sebanyak 38 persen di antaranya menyatakan bahwa sekolah belum memiliki program yang baik dalam penerapan proses belajar di rumah. Mereka juga berharap, tidak diberikan tugas yang terlalu banyak selama kegiatan social distancing ini. Dalam survei itu, responden pun ingin adanya komuninikasi dua arah dan pelaksanaan pembelajaran yang efektif.
Eko juga menyampaikan anak-anak mengharapkan akses internet gratis selama belajar di rumah. Serta diharapkan adanya penyediaan e-book edukatif dan video interaktif untuk program belajar dari rumah.
“Terakhir mereka berharap ketika lulus bisa melaksanakan wisuda kelulusan,” kata Eko.
Dalam survei itu, Eko juga menjelaskan bahwa anak-anak berharap bahwa wabah ini dapat tertangani, reda dan usai seperti sediakala sebelum Ramadhan tiba.
Untuk diketahui, pengumpulan data survei ini dilakukan melalui pesan berantai WhatsApp oleh jaringan pengurus forum anak seluruh Indonesia yang dilakukan selama empat hari, yakni 26-29 Maret 2020. Dalam survei itu, responden yang terlibat adalah anak-anak usia di bawah 18 tahun yang dilakukan di 29 provinsi di Indonesia.